Komunitas belajar Inter SMA Negeri 27 Batam, kali ini mengetengahkan diskusi dengan tajuk Asesmen Merdeka Belajar Berbasis Kinerja dan Produk Menggunakan Rubrik. Sebagai sekolah baru yang juga di isi oleh tenaga muda dan baru, ruang diskusi seperti ini menjadi penting, salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi diri seorang guru. Guru harus selalu berbenah, guru harus selalu mendandani pengetahuannya dengan hal-hal yang baru agar tetap bisa berjalan tegak berdampingan dengan kemajuan dan perubahan itu sendiri.
Sampai saat ini, debat tentang kurikulum merdeka masih juga menghiasi beberapa media. Berbagai pandangan lahir dan mengemuka. Pertanyaan yang paling sering adalah, mengapa kurikulum harus berubah. Di kalangan pendidik merasakan, bahwa kurikulum membawa perubahan yang sangat signifikan dalam pembelajaran. Pergantian kurikulum berdampak pada perubahan materi pembelajaran, penyusunan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian.
Kurikulum Baru yang sebutannya Merdeka ini juga memiliki paradigma yang sesungguhnya berbeda dengan kurikulum Kurikulum 2013. Dari sekian banyak perbedaan, satu diantaranya adalah aspek penilaian. Penilaian Kurikulum 2013 menguatkan pelaksanaan penilaian autentik. Pengertian penilaian autentik dibeberapa literasi mengatakan suatu proses pengukuran yang dilakukan pada saat proses belajar mengajar untuk mencapai kompetensi peserta didik. Sementara pada Kurikulum Merdeka menekankan pada penilaian diagnostik, formatif, dan sumatif yang mengarah pada proyek penguatan profil pelajar Pancasila.
Menerapkan Kurikulum Merdeka akan lebih relevan dan Interaktif dimana pembelajaran berbasis proyek akan memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk secara aktif menggali isu-isu yang faktual. Penilaian adalah muara akhir dari proses pembelajaran. Seorang guru sangat berperan penting dalam proses pembelajaran peserta didik. Namun, dengan adanya perubahan Kurikulum membuat guru menyesuaikan dalam proses pembelajaran termasuk penilaian, dengan perubahan paradigma Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka menyebabkan guru terbiasa dengan konsep Kurikulum sebelumnya (Kurikulum 2013). Oleh karena itu, guru harus menjadi the agent of change pada Kurikulum Merdeka dalam proses pembelajaran sampai pada tahap akhir dari proses pembelajaran yaitu penilaian.
Terima kasih ketua kombel Inter SMAN 27 Batam, yang telah mernginisiasi diskusi kecil kita ini. Terima kasih kepada rekan guru dan keinginan besarnya untuk berubah dan semoga tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk menikmati buah diskusi ini.
Salam TERAJU: Paizal Amri
Tidak ada komentar.